Etika Mengirimkan Karangan Bunga: Apakah Harus Selalu Formal?

Ada satu momen lucu yang pernah dialami oleh pelanggan kami di Raja Florist Demak. Ia memesan bunga papan pernikahan untuk sahabat lamanya, lengkap dengan ucapan:
“Akhirnya nikah juga ya, bro! Jangan lupa traktiran!”

Awalnya ia ragu. “Boleh nggak sih ucapan kayak gini? Takutnya nggak sopan…” katanya. Tapi setelah bunga dikirim, justru ucapan itu yang jadi bahan tawa dan kenangan paling berkesan di pesta pernikahan temannya.

Nah, dari pengalaman itu, mari kita bahas:
Apakah ucapan di karangan bunga harus selalu formal dan kaku? Apakah ada etika tertentu dalam mengirimkan karangan bunga?


💌 1. Pahami Konteks Acaranya

Setiap karangan bunga membawa pesan. Dan seperti semua pesan, konteks adalah segalanya.
Misalnya:

  • Untuk acara pernikahan, kamu bisa memberi ucapan yang hangat, romantis, bahkan jenaka — asal kamu cukup dekat dengan pengantin.
  • Untuk duka cita, ucapan harus menunjukkan empati dan ketulusan. Humor sebaiknya dihindari.
  • Untuk ucapan selamat pembukaan usaha, kamu bisa menggunakan kalimat penuh semangat atau doa kesuksesan.

Jadi, boleh nggak pakai kalimat yang lucu atau santai?
Boleh banget! Asal kamu tahu batasannya dan hubunganmu dengan si penerima.

Sebelum mengirim karangan bunga, pahami dulu etika dan aturan ucapannya. Hindari ucapan yang menyinggung dan pastikan tampil elegan. Tips dari Raja Florist Demak!

📝 2. Kalimat yang Sebaiknya Dihindari

Walau kamu bebas mengekspresikan diri, ada beberapa jenis kalimat yang sebaiknya tidak ditulis, karena bisa menimbulkan kesalahpahaman atau bahkan konflik.

Contoh kalimat yang perlu dihindari:

  • “Dari mantan yang masih sayang.” → bisa memancing drama kalau nggak dekat
  • “Selamat, semoga nggak cerai.” → jelas tidak pantas
  • ❌ Ucapan dengan unsur SARA, politik, atau sentimen negatif lainnya

Tapi kalau kamu teman dekat banget, kalimat seperti “Akhirnya nikah juga ya!” masih sah-sah aja, asal nggak ada maksud buruk. Karangan bunga bukan soal formal atau tidak, tapi soal niat baik dan rasa hormat.


Sebelum mengirim karangan bunga, pahami dulu etika dan aturan ucapannya. Hindari ucapan yang menyinggung dan pastikan tampil elegan. Tips dari Raja Florist Demak!

🪷 3. Perhatikan Nama Pengirim

Mencantumkan nama juga perlu etika:

  • Hindari nama julukan kasar atau menyinggung
  • Hindari menyebut nama yang bisa memicu konflik keluarga (contoh: “dari mantanmu” saat pernikahan)
  • Gunakan nama pribadi, grup kantor, atau organisasi secara jelas

🎨 4. Gunakan Desain yang Sesuai

Di Raja Florist Demak, kami percaya desain bunga papan juga menyampaikan pesan.
Contohnya:

  • Untuk pernikahan, bisa pakai warna pastel atau bunga yang romantis
  • Untuk duka cita, lebih baik warna netral atau gelap seperti putih, ungu, atau biru tua
  • Untuk grand opening, nuansa cerah seperti merah dan kuning memberi semangat

Jangan sampai desain papan bunga nggak nyambung sama acaranya, ya!


💡 5. Karangan Bunga Adalah Representasi Diri

Ingat: saat kamu mengirimkan karangan bunga, kamu sedang mewakili diri, keluarga, kantor, atau organisasimu.
Jadi, pastikan semuanya:

  • Disusun rapi
  • Pesan ucapan ditulis dengan jelas
  • Tidak ada typo atau kata yang menyinggung

Kalau perlu bantuan merangkai kata atau desain yang tepat, tim kami di Raja Florist Demak siap bantu!


🌼 Penutup: Bunga Boleh Bebas, Tapi Tetap Beretika

Mengirim karangan bunga bukan cuma soal “kirim-kiriman”.
Tapi juga tentang bagaimana kamu menunjukkan perhatian, cinta, atau rasa hormat.
Formal atau santai, lucu atau serius — yang penting tetap pada tempatnya.

Kalau kamu bingung menyusun ucapan, kamu bisa konsultasi gratis dengan tim Raja Florist. Kami akan bantu pilihkan kalimat, desain, hingga pengiriman tercepat yang sesuai dengan momen kamu.